Penerjemah

English French German Spain Italian Dutch
Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified

Bapak proklamator

Bapak proklamator
Ir. Soekarno

Sejarah Kota APAM

Jumat, 18 November 2011

Asslamm’ualaikum….
Salam Seperjuangan kawan-kawan Blogger….
Kali ini saya Posting tentang Sebuah Kota Yang cukup terkenal dengan Kuenya.
Terasa tidak bisa di lupakan kueenyaa ini…apalagi kalo baru mateng dari Wadah,,,rasanta pecah di lihat kaawn-kawan semua….
Setelah beberapa kali makan ternyata nama kue tersebut adalah APAM, yang sangat terkenal di Kota berabai ini….
Kota ini ternyaaata memilki beberapa Sejarah dan wisata yang indah nan mempesona penglihatan manusia…..


SEJARAH KABUPATEN HULU SUNGAI TENGAH

A. Sejarah Singkat Terbentuknya Kabupaten Hulu Sungai Tengah
Menurut sejarah bahwa timbulnya hasrat untuk ber Kabupaten Hulu Sungai Tengah bagi daerah Barabai atas dasar :
1.   Menyadari bahwa untuk majunya daerah Barabai harus diatur dan diurus oleh masyarakat Barabai sendiri.
2.   Hinstorich resch telah menyatakan bahwa pada zaman penjajahan Belanda sudah ada Barabai Road, yang mana pengurusan kepentingan Daerah maupun pengurusan keuangan diserahkan sepenuhnya kepada Barabai.
3.   Syarat-syarat untuk berotonomi Daerah bagi Barabai telah mencukupi.
4.   Perjuangan Pemerintah Kabupaten Hulu Sungai Tengah telah memakan waktu yang cukup panjang melalui prosedur yang cukup berliku-liku dan ruwet selama kurang lebih 7 (tujuh) tahun.

Tahapan untuk menuntut Kabupaten Hulu Sungai Tengah tersebut melalui periode di mana tiap-tiap periode telah ditentukan langkah-langkah kerjanya yaitu :

1.   Periode Pelopor
Sebagai awal perjuangan periode pelopor pada tanggal 2 ke 3 September 1953 para tokoh masyarakat bermusyawarah untuk menuntut agar Barabai menjadi daeah otonom sendiri.
Dari pertengahan tahun 1953 sampai dengan 27 Maret 1954 atau selama kurang lebih 9 bulan, dimana pada periode ini para tokoh masyarakat membentuk suatu panitia dengan tugas berupaya semaksimal mungkih agar Kewedanan Barabai dijadikan Daerah Otonom yang berdiri sendiri yang dahulunya sebelum Perang Dunia II bernama Barabai Plaatslijke.
Pada periode ini tercatat orang-orang yang memberikan inisiatif amanat, yaitu :
a.   Bapak H. Ali Baderun. T
b.   Bapak Abidarda
c.    Bapak Abdul Muis Redhani
d.   Bapak H. Sibli Imansyah
e.    Bapak Surya Hadi Saputra
f.      Bapak A. Talib
Setelah menerima amanat dari orang-orang tersebut dibentuklah Panitia Penuntut Sementara yang terdiri dari :
a. Ketua          :   H. Salman
b. Sekretaris  :   Osvia Arafiah
c. Bendahara :   Abdul Muis Redhani
d. Pembantu   :   A. Zainie JS
                            Taplih M
                            Faisal Amberie
                            Anang Ibrahim
                            H. Syahrani Achmad

Selama kurun waktu 9 bulan itu Panitia Penuntut mengadakan pertemuan-pertemuan mencari/mengumpulkan data menemui semua tokoh-tokoh baik yang di Barabai maupun yang ada di Banjarmasin yang tergabung dalam Kerukunan Keluarga Kewedanan Barabai (K3B) Banjarmasin.
Dalam masa Periode Pelopor ini masih banya tokoh masyarakat yang tidak dapat disebutkan satu persatu, namun semuanya bertekad pada waktu itu menuntut Kabupaten Hulu Sungai Tengah.

2.   Periode Perencana

Pada tanggal 28 Maret 1954 berbagai hasil permusyawaratan telah dapat membentuk Panitia yang terdiri atas :
a. Partai MURBA
b. Partai PARINDRA
c. Partai PNI
Yang tugasnya sebagai pengundang pada rapat-rapat selanjutnya pada tanggal 4 April 1954 bertempat di Kediaman Asisten Wedana Bapak Abdul Muis Redhani telah dilaksanakan pertemuan yang memutuskan bahwa panitia diberi nama Panitia Penuntutan Kabupaten Barabai dengan susunan kepanitian sebagai berikut :
a. Ketua          :   A. Zainie (NU)
b. Wakil Ketua  :   Muchyar Usman (Masyumi)
c. Sekretaris I    :   Hamli Guru (Paridra)
d. Sekretaris II  :   Osvia Arafiah (SKI)
e. Bendahara :   Ali Baderun
Ditambah dengan anggota-anggota yang diambilkan seorang dari masing-masing Partai Politik dari Organisasi Massa yang ada dalam Kewedanan Barabai pada waktu itu.


Pada periode perencanaan ini telah dipelajari dan dibahas semua bahan yang ada dalam proses perjuangan untuk menuntut kabupaten.
Dalam rapat yang dihadiri terdiri dari tokoh masyarakat, pemuda, partai politik dan organisasi massa dalam Kewedanan Barabai yaitu Kecamatan Barabai, Kecamatan Batang Alai, Kecamatan Labuan Amas telah diambil suatu kesimpulan bahwa tuntutan terhadap Kabupaten Hulu Sungai Tengah sudah waktunya diajukan kepada Pemerintah Pusat.

3.   Periode Pelaksana

Periode Pelaksana dimulai tanggal 12 Pebruari 1956 sampai dengan 23 Desember 1954, selama periode pelaksanaan ini dimana oleh Partai Politik dianjurkan resolusi agar daerah yang dahulunya disebut Kewedanan Barabai (Plaastslijke Road Barabai) menuntut untuk dijadikan Kabupaten Daerah Tingkat II.
Disamping itu banyak diterima dukungan dari berbagai pihak :
a.   Pernyataan DPRD Sementara Kabupaten Hulu Sungai Selatan di Kandangan tanggal 28 Juni 1956
b.   Pernyataan DPRD Sementara Kabupaten Hulu Sungai Utara di Amuntai tanggal 28 Juni 1956
c.    Pernyataan Kerukunan Keluarga Kewedanan Barabai di Banjarmasin tanggal 4 Juli 1956
d.   Surat Desakan Gubernuh Kepala Daerah Tingkat I Kalimantan Selatan tanggal 6 September 1956 Nomor Des-637/IV/I/IV kepada Menteri Dalam Negeri di Jakarta
e.    Resolusi DPRD Sementara Tingkat I Kalimantan Selatan tanggal 4 Maret 1957.


Untuk mempercepat dukungan diatas, maka diutuslah menghadap Bapak Menteri Dalam Negeri di Jakarta yang terdiri dari :
a.   Bapak H. Sulaiman Kurdi
b.   Bapak Ali Baderun. T
c.    Bapak A. Zaini. YS
d.   Bapak H. Mukhyar Usman
Selain menemui Menteri Dalam Negeri juda ditemui Wakil Perdana Menteri I Bapak Dr.Ideham Khalid, Menteri Sosial, Menteri Perekonomian serta beberapa orang tokoh masyarakat di Jakarta.
Berdasarkan Surat Keputusan Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Kalimantan Selatan, atas nama Menteri Dalam Negeri tanggal 14 Februari 1957 Nomor : Pem-20/2/II ditetapkan Barabai menjadi Kabupaten Administratif Barabai.
Dengan Undang-Undang Nomor 27 Tahun 1959 Kabupaten Administratif ditetapkan sejak Bapak H.Basri, BA sebagai Pejabat Kabupaten Administratif Barabai.
Akhirnya dengan Keputusan Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Kalimantan Selatan atas nama Menteri Dalam Negeri tanggal 5 Desember 1959 Nomor : Des-575-1-9 pada tanggal 23 Desember 1959 dilaksanakan serah terima antara Pejabat Bupati Hulu Sungai Selatan dengan Daerah Swatantra Tingkat II Hulu Sungai Tengah. Sejak tanggal 24 Desember 1959 itulah Kabupaten Daerah Tingkat II Hulu Sungai Tengah berdiri sendiri, terpisah dari Daerah Tingkat II Hulu Sungai Selatan di Kandangan.
Dengan dasar pertimbangan riwayat maka ditetapkanlah tanggal 24 Desember 1959 merupakan Hari Lahirnya Kabupaten Daerah Tingkat II Hulu Sungai Tengah yang melaksanakan Otonomi secara penuh sampai sekarang.


GEOGRAFIS
Kabupaten Hulu Sungai Tengah yang beribukota di Barabai secara astronomis berada pada 04°61' - 04°47' LU dan 95° - 86°30 BT. Kabupaten Hulu Sungai Tengah berlokasi di sebelah utara Provinsi Kalimantan Selatan, daerah hulu sungai Kalimantan Selatan yang umumnya disebut Banua Anam. Kabupaten ini berada di 165 km dari kota Banjarmasin. Secara topografi, Kabupaten ini terdiri atas tiga kawasan, yakni kawasan rawa, dataran rendah dan wilayah pegunungan Meratus. Semua itu berada pada ketinggian dari 9,53 m dpl (Kecamatan Labuan Amas Utara), 25 m dpl (Kecamatan Barabai), 330 m dpl (Kecamatan Batang Alai Timur) dan 1.894 m dpl di Gunung Halau-halau (Gunung Besar dari Pegunungan Meratus) dengan kemiringan tanas bervariasi antara 0 – 40°. Kawasan hutan lindung terdiri dari dua lokasi yakni kawasan hutan lindung Meratus di Kecamatan Batang Alai Timur seluas 43.782 Ha, dan telah dikuatkan dengan SK Menteri Kehutanan No. 2828 Tahun 2002. Selain itu juga terdapat kawasan hutan lindung lain di Gunung Titi di Kecamatan Limpasu. Sedangkan untuk aliran sungai, kabupaten ini dialiri oleh dua sungai yaitu Sungai Batang Alai dan Sungai Barabai. Faktor iklim yaitu musim kemarau dan musim penghujan. Musim kemarau biasanya terjadi antara bulan Juni sampai Agustus dan musim penghujan antara bulan Nopember sampai Februari. Curah hujan yang terjadi selama tahun 2008 tercatat rata-rata 209 mm, dengan jumlah tertinggi terjadi pada bulan Maret 2008 (494mm) dan terendah pada bulan Agustus 2008 (9mm). Jumlah hari hujan yang terjadi adalah sebanyak 81 hari dengan rata-rata hari hujan sebanyak 7 hari. Jumlah hari hujan yang terbanyak terjadi pada bulan Februari dan November (12 hari) sebaliknya jumlah hari hujan yang terendah terjadi pada bulan Agustus (1 hari).

Batas Wilayah

Kabupaten ini memiliki batas-batas :
sebelah Utara dengan Kabupaten Balangan

Luas Wilayah

No.
Kecamatan
Luas (Km²)
Persentase
1.
54,57
3,7
2.
189,80
12,9
3.
247,94
16,8
4.
70,00
4,8
5.
99,00
6,7
6.
191,98
13,0
7.
148,60
10,1
8.
86,54
5,9
9.
161,81
11,0
10.
77,49
5,3
11.
144,24
9,8

 

 

Jarak Antar Ibu Kota Kecamatan

Kecamatan
Hry
Bt Bnw
Htk
BAS
BAT
Brb
LAS
LAU
Pdw
BAU
Lps
Haruyan
-
14,3
10,3
26,8
38,8
17,8
8,3
13,0
20,2
27,8
33,8
Batu Benawa
14,3
-
4,0
14,8
26,8
7,0
12,1
19,0
13,8
17,0
14,0
Hantakan
10,3
4,0
-
18,8
30,8
11,0
16,1
23,0
17,8
21,0
18,0
BAS
26,8
14,8
8,8
-
12,0
9,0
18,5
21,0
15,8
7,0
7,0
BAT
38,8
26,8
0,8
12,0
-
21,0
30,5
30,5
27,8
19,0
19,0
Barabai
17,8
7,0
1,0
9,0
21,0
-
9,5
12,0
6,8
10,0
16,0
LAS
8,3
12,1
6,1
18,5
30,5
9,5
-
4,7
11,9
19,5
25,5
LAU
13,0
19,0
3,0
21,0
35,2
12,0
4,7
-
10,9
22,0
28,0
Pandawan
20,2
13,8
7,8
15,8
27,8
6,8
11,9
10,9
-
16,8
22,8
BAU
27,8
17,0
1,0
24,0
29,0
10,0
19,5
22,0
16,8
-
10,0
Limpasu
33,8
14,0
8,0
7,0
19,0
16,0
25,5
28,0
22,8
10,0
-

Pertanian

Pertanian Tanaman Pangan

Terdapat 8 komoditas padi dan palawija yang dicakup dalam Kabupaten Hulu Sungai Tengah (tahun 2008), yaitu padi sawah, padi ladang, jagung, ubi kayu, ubi jalar, kacang tanah, kacang kedelai dan kacang hijau. Hampir seluruh dari komoditas tersebut produktivitasnya hanya berkisar antara 1,34 – 44,27 Kw/Ha, kecuali ubi kayu dan ubi jalar yang produktivitasnya sebesar 130,56 Kw/Ha dan 90,88 Kw/Ha. Pertanian padi di Kabupaten Hulu Sungai Tengah umumnya dikerjakan pada musim penghujan kecuali di daerah rawa dikerjakan pada musim kemarau. Luas seluruh tanah pertanian 43.521 ha. Selain padi, bidang pertanian juga menghasilkan sayur-sayuran dan tanaman palawija. Kebanyakan hasil dari tanaman palawija dan sayuran dijual tidak hanya di Kabupaten Hulu Sungai Tengah melainkan ke kabupaten sekitar bahkan sampai ke luar propinsi yaitu Kalimantan Tengah dan Kalimantan Timur. Sistem pengolahan tanah pertanian sekarang ini mulai mengarah pada teknologi modern yaitu penggunaan mesin traktor dan alat-alat pertanian lainnya. Mesin perontok padi sangat banyak digunakan oleh petani. Di Kabupaten Hulu Sungai Tengah terdapat 22 buah unit usaha industri yang memproduksi mesin perontok padi. Secara keseluruhan unit usaha industri dari berbagai jenis terdapat 151 buah. Industri tersebut masih membutuhkan tenaga-tenaga terampil. Hasil produksinya dipasarkan sampai ke luar propinsi Kalimantan Selatan. Dalam rangka meningkatkan hasil-hasil pertanian, pemerintah Kabupaten Hulu Sungai Tengah membangun irigasi teknis di Kecamatan Batang Alai Utara yang mampu mengairi sawah seluas 6.223 ha. Di Kabupaten Hulu Sungai Tengah terdapat 11 Balai Penyuluhan Pertanian yang berarti terdapat satu kantor BPP di setiap kecamatan. Dan terdapat 71 orang petugas penyuluh lapangan pertanian yang erdiri dari 54 orang laki-laki dan 17 orang perempuan.

Perkebunan

Di bidang perkebunan, terdapat lahan perkebunan seluas 2.020 ha. Kebanyakan penduduk mengusahakan perkebunan karet. Sejak dulu sampai sekarang Kabupaten Hulu Sungai Tengah terkenal dengan penghasil karet walaupun karet yang dihasilkan kebanyakan bukan karet jenis bibit unggul. Luas perkebunan karet 1.415 ha dengan produksi rata-rata 680 kg/ha. Terdapat satu buah perusahaan pengolahan karet yang berkapasitas cukup besar, yaitu PT Dharma Kalimantan yang terletak di Kecamatan Haruyan. Terdapat 19 komoditas perkebunan rakyat yang dicakup dalam Kabupaten Hulu Sungai Tengah (tahun 2008). Dari 19 komoditas tersebut tiga komoditas yang produktivitasnya terbanyak adalah jahe (6.280 kg/ha), sagu (3.456 kg/ha) dan kunyit (2.270 kg/ha). Sedangkan tiga komoditas yang produktivitasnya terkecil adalah kapulaga (125 kg/ha), kapuk (104 kg/ha) dan cengkeh (45 kg/ha).

Perikanan

Perikanan yang terdapat dalam Kabupaten Hulu Sungai Tengah Dalam Angka 2008 mencakup 7 komoditas yang dilakukan penangkapan di perairan umum yaitu ikan gabus, tauman, sepat siam, betok, tambakan, sepat rawa dan ikan lainnya. Produksi komoditas perikanan yang terbanyak adalah sepat rawa (1.544 ton), sepat siam (1.241 ton) dan tambakan (1.070 ton). Walaupun produksi sepat rawa terbanyak namun harga produsennya sangat murah yaitu Rp. 5.000,- . Komoditas perikanan yang produksi tidak terlalu banyak namun harganya lebih mahal daripada yang lain yaitu ikan gabus seharga Rp. 20.000,- / kg. Produksi perikanan yang dilakukan melalui budidaya perikanan sebanyak 5 jenis yaitu ikan mas (90,73 ton), nila (208 ton), patin (62,69 ton), tauman (39,5 ton), dan bawal (3,29 ton).

Peternakan

Pada tahun 2008 produksi ternak besar di Kabupaten Hulu Sungai Tengah sebanyak 13.284 ekor yang terdiri dari sapi (11.173 ekor), kerbau (2.096 ekor) dan kuda (15 ekor). Produksi sapi terbanyak terdapat di Kecamatan Labuan Amas Selatan sebanyak 1.857 ekor sedangkan ternak kerbau hanya ada di Kecamatan Labuan Amas Utara dan Batang Alai Timur. Dan produksi ternak kecil yang dihasilkan ada sebanyak 27.750 ekor yang terdiri dari kambing (23.882 ekor), domba (2.337 ekor) dan babi (1.531 ekor). Produksi kambing terbanyak terdapat di Kecamatan Barabai (4.391ekor). Serta terdapat sebanyak 2.989.185 ekor ternak unggas.

Sosial Budaya

Kondisi demografi, pendidikan, kesehatan, kehidupan beragama, dan sosial budaya merupakan indikator penting perkembangan sosial budaya. Pendidikan merupakan salah satu tolok ukur pertumbuhan dan pembangunan ekonomi. Beberapa indikator pendidikan menunjukan hal-hal sebagai berikut :
  1. Upaya penuntasan penduduk buta huruf pada 2008 target sasaran sebanyak 1.080 orang sedangkan pada 2007 sebanyak 1.540 orang. Sehingga pada tahun 2008 akan tuntas dengan target sebanyak 1.212 orang.
  2. Angka putus sekolah untuk tingkat SD dan MI sebanyak 92 orang, SMP dan MTs sebanyak 269 orang, SMA dan MA sebanyak 217 orang.
  3. Angka Partisipasi Kasar (APK) murid ditingkat SD pada 2008 adalah 112,7 %, sedangkan pada 2009 sebesar 115 %. Ini berarti terjadi kenaikan 2,3 %. APK SLTP pada 2008 sebesar 95 %, sedangkan pada 2009 sebesar 97 %, dan APK SLTA pada 2008 sebesar 89 %, sedangkan pada 2009 sebesar 91%.
  4. Angka Partisipasi Murni (APM) murid SD pada 2008 sebesar 97,8%, sedangkan pada 2009 sebesar 99,8%; APM SLTP pada 2008 sebesar 77 % dan pada 2009 sebesar 80%; sedangkan APM SLTA pada 2008 sebesar 75%, dan pada 2009 sebanyak 77%.
Dinas KB dan Kessos mencatat di Kabupaten Hulu Sungai Tengah ada sebanyak 11 panti asuhan dengan 401 anak asuh. Dan terdapat 228 karang taruna dengan 11.132 anggota. Selain itu Pengadilan Agama juga mencatat ada sebanyak 269 perkara pada tahun 2008 dan yang sudah diselesaikan sebayak 218 perkara. Menurut catatan Kepolisian Resort terdapat 3.451 pelanggaran lalu lintas dengan 35 kecelakaan lalu lintas. Selain itu juga terjadi 299 tindak kriminalitas.

Pendidikan

Kabupaten Hulu Sungai Tengah mempunyai lembaga pendidikan SD/MI sebanyak 307 buah, SMP/MTs sebanyak 47 buah, SMA sebanyak 8 buah, dan SMK sebanyak 4 buah. Dari 4 buah SMK yang ada telah dibuka berbagai jurusan antara lain Akuntansi, Adminsitasi Perkantoran, Penjualan, Teknologi Informatika, Teknik Pemesinan dan Mekanik Otomotif. Juga terdapat lembaga Pendidikan Tinggi sebanyak 3 buah, yaitu Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Al-Washliyah Barabai, Akademi Perawat (Akper) Murakata Barabai, Akademi Koperasi (AKOP) Barabai. Pada tahun 2008 jumlah siswa lulusan SMA sebanyak 849 orang, MA sebanyak 533 orang, dan SMK sebanyak 235 orang. Jumlah lulusan setiap tahun mengalami kenaikan. Hal ini dimungkinkan berkaitan dengan semakin tingginya kesadaran masyarakat untuk meraih jenjang pendidikan yang makin tinggi. Sisi lain bidang pendidikan yang perlu mendapatkan penanganan serius adalah latar belakang pendidikan guru. Pada Tahun 2007 (Juni) tercatat guru SD yang masih berpendidikan SLTA sebanyak 1.064 orang (36%), Diploma 1 sebanyak 5 orang (0,2%), Diploma 2 sebanyak 1.550 orang (53%), Diploma 3 sebanyak 21 orang (0,7%), dan Sarjana 118 orang (4%).

Kesehatan

Fasilitas kesehatan yang ada sebanyak 1 rumah sakit, 19 puskesmas, 45 puskesmas pembantu dan 19 apotik. Untuk melayani kegiatan kesehatan di Kabupaten Hulu Sungai Tengah terdapat 108 orang perawat, 153 orang bidan, 27 orang dokter umum, 3 orang dokter gigi dan 4 orang apotiker serta 21 orang asisten apoteker. Tiga besar penyakit yang banyak diderita penduduk dan yang berobat di RSUD H. Damanhuri adalah hipertensi sebanyak 1.157 penderita, TB Paru sebanyak 454 penderita dan Bronchitis sebanyak 406 penderita. Dinas Duknaker dan KB mencatat ada sebanyak 23 klinik KB dengan 234 petugas KB. Dengan jumlah Pasangan Usia Subur sebanyak 45.904 orang, akseptor KB yang tercatat pada tahun 2008 ada sebanyak 35.322 orang, diantaranya 7.553 orang akseptor KB baru. Alat/cara KB yang paling banyak digunakan adalah Pil yaitu sebanyak 24.835 akseptor. Hasil pendataan keluarga menunjukkan Keluarga Pra Sejahtera mencapai 4.861 keluarga, KS I sebanyak 21.167 keluarga, KS II sebanyak 27.337 keluarga, KS III sebanyak 14.552 keluarga KS III Plus sebanyak 230 keluarga.

Kehidupan Beragama

Data Departemen agama menyatakan bahwa terdapat 228.730 penduduk pemeluk agama Islam, 525 pemeluk agama Kristen Protestan, 75 penduduk pemeluk agama Kristen Katolik, 1.314 penduduk pemeluk agama Hindu dan 3.618 penduduk pemeluk agama lainnya. Dalam menjalankan kewajibannya untuk beribadah tersedia 254 mesjid,731 mushalla/langgar, 4 gereja dan 1 pura. Kantor Departemen Agama mencatat ada sebanyak 2.597 pernikahan selama tahun 2008. Selain itu jemaah haji yang berangkat ke tanah suci ada sebanyak 207 orang.

Suku bangsa

Suku asli daerah ini adalah suku Banjar yang terdapat di seluruh kecamatan dan suku Dayak Bukit yang bermukim di kecamatan Batu Benawa.
Suku bangsa lainnya di kabupaten ini adalah:[3]
  1. Suku Banjar: 213.729 jiwa
  2. Suku Jawa: 3.395 jiwa
  3. Suku Bugis: 169 jiwa
  4. Suku Madura: 72 jiwa
  5. Suku Buket: 3.368 jiwa
  6. Suku Mandar: 7 jiwa
  7. Suku Bakumpai: 23 jiwa
  8. Suku Sunda: 217 jiwa
  9. Suku lainnya: 7.406 jiwa

Perkembangan

Perkembangan penduduk di Kabupaten Hulu Sungai Selatan menunjukkan pertumbuhan yang positif. Pada tahun 1980 jumlah penduduk sebanyak 175.670 jiwa yang tersebar di 8 kecamatan, karena saat itu Kecamatan Loksado dan Kecamatan Kalumpang masih belum terbentuk dan saat ini penduduk Kabupaten Hulu Sungai Selatan hasil registrasi penduduk pertengahan tahun 2003 menjadi 199.161 jiwa atau terjadi penambahan penduduk sebanyak 23.491 orang atau bertambah sebesar 13.37% dalam kurun waktu 23 tahun.
Perkembangan penduduk Kabupaten Hulu Sungai Selatan tahun 1980–2003 menurut kecamatan adalah sebagai berikut:
Kecamatan
1980
1990
2000
Juli 2003
Padang Batung
21.032
16.099
16.961
17.417
Loksado
n/a
6.626
7.288
7.601
Telaga Langsat
8.432
8.244
8.188
8.477
Angkinang
14.189
15.273
15.693
16.564
Kandangan
37.754
39.761
41.127
41.618
Sungai Raya
15.138
14.304
14.724
15.255
Simpur
21.583
13.478
13.095
13.258
Kalumpang
n/a
6.622
6.036
6.163
Daha Selatan
32.729
38.220
44.088
44.491
Daha Utara
24.543
26.276
28.481
28.317
JUMLAH
175.670
184.903
195.681
199.161




Laju Pertumbuhan

Pertumbuhan penduduk Kabupaten Hulu Sungai Selatan cukup rendah, hanya berkisar 0.57%. Angka ini memberikan maksan bahwa penyebab utama dari lambannya pertumbuhan ini bukan disebabkan oleh faktor fertilitas (kelahiran), namun lebih mungkin disebabkan oleh faktor ekonomi dan migrasi keluar karena penduduk mencoba mencari kesempatan kerja yang lebih besar di luar daerah. Hal ini didukung oleh fakta lain bahwa secara sosiologis memang terdapat kecenderungan penduduk Hulu Sungai Selatan meninggalkan daerah asal menuju daerah-daerah yang memberikan konstribusi bagi perbaikan ekonomi mereka seperti ke ibukota provinsi atau kabupaten tetangga.
Berikut ini adalah tabel laju pertumbuhan penduduk Kabupaten Hulu Sungai Selatan, yaitu:


Tahun Sensus
Jumlah
Tingkat Pertumbuhan
1971
165.485
n/a
1980
175.670
0,60
1990
184.903
0,51
2000
195.681
0,57
Gambaran tersebut pada sisi lain dapat menjelaskan langkah kebijaksanaan apa yang semestinya diambil dalam menyusun perencanaan pembangunan yang berorentasi keadilan dan pemerataan pembangunan.

Kenampakan alam

Sungai-sungai yang mengalir di wilayah Kabupaten Hulu Sungai Selatan adalah sebagai berikut:





























































.


0 komentar:

Posting Komentar